Faktor Konflik Skotlandia Inggris di Perang Bannock Burn

Estimated read time 5 min read

Faktor Konflik Skotlandia Inggris di Perang Bannock Burn – Perang Bannock Burn terjadi tanggal 23-24 Juni tahun 1314. Perang ini menjadi salah satu yang terbesar di kawasan Eropa. Bannock Burn sendiri mempertemukan antar dua kerajaan besar pada masanya, yaitu Kerajaan Inggris dan Kerajaan Skotlandia. Kedua kerajaan ini menjadi pusat perhatian, sebab banyak aspek yang membuat keduanya selalu bersitegang. Peperangan yang terjadi hingga dua hari tersebut tentu menghabiskan anggaran yang besar. Dalam catatan yang dimunculkan terlihat gambaran luar biasanya dampak yang terjadi pasca perang. Poin tersebut mungkin tidak dihiraukan karena pada akhirnya, kemenangan menjadi tujuan dari sebuah peperangan antar negara. Jika merujuk pada sumber yang bermunculan, Skotlandia mengakui kemenangannya secara besar-besaran.

Kejadian tersebut menjadi peristiwa bersejarah bagi Skotlandia, sehingga bukan hal yang aneh ketika perayaannya masih sering dilakukan hingga saat ini. Bannock Burn sendiri bukan perang satu-satunya yang menghabiskan banyak tenaga hingga materi. Meskipun begitu, perang Inggris dan Skotlandia tersebut mencapai puncak pada kesepakatan yang seiring berjalannya waktu membuat keduanya tetap bisa menjalin hubungan. Kenyataan bahwa akan terjadi konflik dan ketidaksepahaman itu menjadi hal yang sangat wajar. Diluar konteks tersebut, seharusnya keduanya memiliki prinsip yang cukup kuat untuk tidak kembali mencetuskan peperangan yang menyulitkan kehidupan warganya. Bentuk akhir dari peperangan memang menyenangkan, namun tak bisa disangkal bahwa langkah untuk mengambil perang bukan jalan yang semestinya diambil untuk sebuah negara semaju Inggris.

Apabila pembahasan ini dilihat dari perspektif yang lebih luas. Perang antar dua negara tentu sudah banyak terjadi. Semuanya memiliki alasan atau faktor peperangan tersendiri. Jika diperhatikan, alasan paling kuat dari perang adalah perebutan kekuasaan. Hal itu pula yang dinyatakan oleh perang Bannock Burn. Skotlandia merasa, bahwa Kerajaan Inggris telah merampas tanah miliknya. Sedangkan secara bersamaan, Skotlandia termasuk negara bagian yang memiliki sikap nasionalis tinggi. Beberapa sumber menjelaskan fakta tersebut, sehingga ketika sekarang muncul berita mengenai hubungan panas dingin kembali terjadi dengan Inggris. Masyarakat dunia sudah tidak mengherankannya. Konteks yang sama sebenarnya terjadi pada perang berkelanjutan antara Palestina dan Israel. Dukungan untuk Palestina atas nama kemanusiaan tentu saja terus berlanjut. Namun, apakah semuanya akan habis dalam sebuah perang yang tak terkesudahan? Poin itu yang harusnya dipertimbangkan secara cermat, sehingga sikap nasionalis yang dimiliki mampu diarahkan secara maksimal.

Langkah yang sama juga dilakukan oleh Raja Robert The Bruce. Dalam catatan sejarah disebutkan, bahwa raja ini mewakili Skotlandia untuk menjadi barisan utama dalam perang Bannock Burn. Strategi yang dimunculkan dianggap sangat tepat, sehingga Skotlandia mendapatkan kemenangan mutlak pada waktu tersebut. Apakah hal yang sama akan terjadi pada negara lain yang masih dalam keadaan perang? Tidak bisa dijawab dengan mudah, sebab beberapa negara perang dengan negara yang tidak memiliki kekuatan yang sama. Faktor itu sudah sangat tak manusia untuk dilanjutkan. Untuk alasan krusial dari meledaknya perang Bannock Burn dibawah ini:

1. Keinginan merdeka Skotlandia dari Kerajaan Inggris. Alasan tersebut menjadi faktor paling krusial, sebab sebuah negara bagian yang memiliki misi tersebut biasa sudah merasa tidak nyaman dengan negaranya. Hal itu terlihat sangat jelas karena sekarang, Skotlandia tidak mengikuti aturan dari pemerintahan. Poin itu bisa jadi bagian dari peluang meletus perang kedua. Walaupun perhitungannya akan sangat kecil, namun tetap perlu diperhatikan karena resiko kerugian dari sebuah perang bukan sesuatu yang dapat dibanggakan.

Keinginan merdeka ini tentu berdasarkan pada sikap nasionalis yang digambarkan oleh Skotlandia secara terang-terangan. Negara bagian tersebut seakan begitu keras mengkritik pemerintahan Inggris. Aspek yang dinilai kurang hampir semua bidang, sehingga sensasi panas dari keduanya begitu terasa. Bahkan anggapan tersebut telah tersebar diberbagai sumber, sehingga masuk akal ketika banyak argument yang menyebar mengenai Skotlandia dan Inggris. Meskipun akan terdapat banyak kemungkinan, namun tetap saja agregasi untuk merdeka seharusnya tidak dinyala secara spontan karena nyatanya Skotlandia dan Inggris masih bisa menjalin hubungan sampai sekarang.

Faktor Konflik Skotlandia Inggris di Perang Bannock Burn

2. Kritik keras Skotlandia atas pemerintahan Inggris. Jika dilihat sekilas, Inggris termasuk negara kerajaan yang begitu menarik dengan berbagai aspek yang dimiliki. Kerjasama yang dilakukan dengan beberapa negara juga berjalan dengan baik, sehingga eksistensi Inggris sebagai salah satu negara maju masih diakui sampai detik ini. Potensi kemajuan Inggris tidak berjalan begitu saja, pasalnya terdapat upaya besar pemerintah untuk memastikan semuanya tetap berjalan sesuai ketentuan awal yang telah disepakati.

Langkah-langkah tersebut yang malah dikritik keras oleh Skotlandia. Tak hanya tentang aspek yang abstrak, mereka juga mengakui ketidakpuasan pemerintahan Inggris terkait performa ekonomi politik. Belum lama ini, situasi tegang diantara keduanya terkait wabah corona juga merebak dengan cepat. Skotlandia merasa, bahwa kebijakan lockdown yang dilakukan terlalu cepat. Hal itu tidak seharuskanya dilakukan, sebab akan memberhentikan banyak sektor lain yang masih dalam urusan Skotlandia. Kurang lebih seperti itu penilaian Skotlandia atas keputusan lockdown beberapa tahun lalu.

3. Krisis kepercayaan yang dialami Skotlandia terhadap Inggris. Faktor ini juga cukup menarik, sebab hubungan Skotlandia dan Inggris terbilang masih sama seperti tahun 1314. Padahal perubahan dunia begitu besar-besara, namun karakter yang dimunculkan diantara keduanya masih serupa. Konteks tersebut seakan menunjukan, bahwa krisis kepercayaan yang terjadi pada Skotlandia terhadap Inggris begitu tinggi. Bahkan Skotlandia tak segan untuk menyatakan bahwa mereka tidak mendukung pemerintahan yang ada.

You May Also Like

More From Author